Senin, 13 April 2009

Jumat, 10 April 2009

Panduan Singkat Taekwondo

PENDAHULUAN
Taekwondo adalah olahraga bela diri modern yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Tae Kwon Do yang terdiri dari 3 kata: tae berarti kaki/menghancurkan dengan teknik tendangan, kwon berarti tangan/menghantam dan mempertahankan diri dengan teknik tangan, serta do yang berarti seni/cara mendisiplinkan diri. Maka jika diartikan secara sederana, Tae Kwon Do berarti seni atau cara mendisiplinkan diri/seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan kosong.
Tiga materi penting dalam berlatih Tae Kwon Do adalah Poomse, Kyukpa dan Kyoruki.
1. Poomse atau rangkaian jurus adalah rangkaian teknik gerakan dasar dan pertahanan diri, yang dilakukan melawan lawan yang imajiner, dengan mengikuti diagram tertentu. Setiap diagram rangkaian gerakan poomse didasari oleh filosofi timur yang menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa Korea.
2. Kyukpa atau teknik pemecahan benda keras adalah latihan teknik dengan memakai sasaran/obyek benda mati, untuk mengukur kemampuan dan ketepatan tekniknya. Obyek sasaran yang biasanya dipakai antara lain papan kayubatu bata, genting, dan lain-lain. Teknik tersebut dilakukan dengan teknik tendangan, pukulan, sabetan, bahkan tusukan jari tangan.
3. Kyoruki atau pertarungan adalah latihan yang mengaplikasikan teknik gerakan dasar tau poomse, di mana dua orang yang bertarung saling mempraktekan teknik serangan dan teknik mempertahankan diri.
Dasar-dasar tae kwon do terentuk dari kombinasi berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan yang menggunakan bagian tubuh kita untuk menghadapi lawan. Dasar-dasar tae kwon do terdiri dari 5 komponen dasar, yaitu:
1. Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So).
2. Bagian tubuh yang digunakan untuk menyerang atau bertahan.
3. Sikap kuda-kuda (Seogi).
4. Teknik bertahan/menangkis (Makki).
5. Teknik serangan (Kongkyok Kisul) yang terdiri dari Pukulan/Jierugi (Punching), Sabetan/Chigi (Striking), tusukan/Chierugi (Thrusting), Tendangan/Chagi (Kicking)
SEJARAH TAEKWONDO
Taekwondo yang kita kenal sekarang, mempunyai sejarah yang sangat panjang seiring dengan perjalanan sejarah Bangsa Korea, dimana beladiri ini berasal. Sebutan Taekwondo sendiri baru dikenal sejak tahun 1954, merupakan modifikasi dan penyempurnaan dari berbagai beladiri tradisional Korea. Latar belakang sejarah perkembangan Taekwondo dapat dibagi dalam 4 kurun waktu, yaitu : Pada masa kuno, masa pertengahan, masa modern dan masa sekarang.
1. Pada Masa Kuno
a. Asal Mula Taekwondo
Pada dasarnya manusia mempunyai insting untuk selalu melindungi diri dan hidupnya, hal ini secara disengaja maupun tidak akan memacu aktivitas fisiknya sepanjang waktu. Manusia dalam tumbuh dan berkembang tidak dapat lepas dari kegiatan/gerakan fisiknya, tanpa menghiraukan waktu dan tempat. Pada masa kuno manusia tidak punya pikiran lain untuk mempertahankan dirinya kecuali dengan tangan kosong, hal ini secara alamiah mengembangkan teknik-teknik bertarung dengan tangan kosong. Pada saat kemampuan bertarung secara tangan kosong dikembangkan sebagai suatu cara untuk menyerang dan bertahan, digunakan pula untuk membangun kekuatan fisik seseorang, bahkan dijadikan pertunjukan dalam acara ritual. Manusia mempelajari teknik-teknik bertarung didapat dari pengalaman nya melawan musuh-musuhnya. Inilah yang diyakini menjadi dasar seni beladiri Taekwondo yang kita kenal sekarang, dimana pada masa lampau dikenal sebagai 'Subak", "Taekkyon", " Takkyon", maupun beberapa nama lainnya. Pada asal mula sejarah Semenanjung Korea, ada 3 suku bangsa / kerajaan yang mempertunjukan kontes seni beladiri pada acara ritualnya. Ketiga kerajaan ini saling bersaing satu sama lain, ketiganya adalah Koguryo, Paekje dan Silla, semuanya melatih para ksatria untuk dijadikan salah satu kekuatan negara, bahkan para ksatria yang tergabung dalam militer saat itu, menjadi warga negara yang mempunyai kedudukan yang sangat terpandang. Menurut catatan, kelompok ksatria muda yang terorganisir seperti " Hwarangdo" di Silla dan "Chouisonin " di Koguryo, semuanya menjadikan latihan seni beladiri sebagai salah satu subyek penting yang harus dipelajari. Sebuah buku tentang seni beladiri yang disebut " Muye Dobo Tongji " menyebutkan : " (Taekwondo) Seni pertarungan tangan kosong adalah dasar dari seni beladiri, yang membangun kekuatan dengan melatih tangan dan kaki hingga menyatu dengan tubuh agar dapat bergerak bebas leluasa, sehingga dapat digunakan saat menghadapi situasi yang kritis, berarti (Taekwondo) dapat digunakan setiap saat ".
b. Koguryo's 'sonbae' dan Taekkyon
Koguryo yang berdiri pada 57 tahun seblem masehi di semenanjung Korea bagian utara, membentuk kesatuan para ksatria tangguh yang disebut 'Sonbae', yang artinya laki - laki yang bersifat baik dan tak pernah takut dalam bertarung / perang . Dalam buku sejarah disebutkan bahwa saat Dinasti Chosun Kuno memerintah, tanggal 10 Maret setiap tahunnya pada hari raya Koguryo, masyarakat merayakan nya dengan acara - acara kontes tarian pedang, memanah, subak (Taekkyon) dan sebagainya. Kontes Subak (Taekyon) sebutan untuk Seni beladiri Taekwondo pada masa itu adalah salah satu kegiatan yang sangat populer. Penemuan beberapa lukisan dinding makam pada masa Koguryo, yang menggambarkan 2 orang yang saling bertarung dalam sikap Takkyon (Taekwondo), membuktikan bahwa seni beladiri yang sekarang kita kenal sebagai Taekwondo telah dipraktekan sejak 2000 tahun yang lalu di Semenanjung Korea.
c. Shilla's 'Hwarang" dan Taekkyon
Kerajaan Shilla berdiri pada tahun 57 sebelum masehi di tenggara semenanjung Korea, secara geografis tidak terancam dari luar, tetapi dengan berdirinya Kerajaan Pakje disisi barat dan awal serbuan dari Koguryo dari utara maka Kerjaan Shilla mempersenjatai diri dengan meningkatkan dengan kemampuan seni beladiri yang berkembang saat itu. " Hwarangdo" adalah tipe beladiri dari Shilla yang merupakan asimilasi dari sistem beladiri " Sonbae " dari Koguryo. Anggota - anggota Hwarang berlatih keras dengan semboyannya yang terkenal yaitu bakti kepada orang tua, setia pada negara & bangsa, pantang mundur dlm perang. Kim Yu Sin dan Kim Chun Chu adalah orang - orang yang memberikan sumbangan besar bagi penyatuan 3 kerajaan di Semennajung Korea. Dalam catatan peristiwa dari Chosun melukiskan kehidupan para Hwarang, sebutan bagi para ksatria yang mempelajari Hwarangdo, para hwarang diseleksi oleh kerajaan, dan setelahnya mereka hidup dan berkumpul dalam kelompok menurut yang mereka pelajari, seperti Subak (bentuk dari Taekwondo kuno), bermain pedang, berkuda dan bermain " Sirum" / gulat gaya Korea. Diwaktu damai, hwarang bekerja melayani masyarakat, membantu keadaan darurat dan membangun jalan & benteng, siap mengorbankan hidupnya saat berperang. Hwarang sangat dipengaruhi oleh disiplin agama Budha, dapat dilihat di Kyonju Museum sangat jelas ditunjukan bahwa seni beladiri ini dipraktekan di kuil - kuil, digambarkan dengan adegan laki - laki yang tampak kuat dalam sikap menyerang dan bertahan dengan tangan kosong. Sikap yang ditampilkan sangat menarik adalah sikap Kumgang Yoksa yang sama dengan sikap pada beladiri Taekwondo sekarang . Ini membuktikan bahwa pada masa kerajaan Shilla " Subak" dan "Taekkyon" tampak / muncul bersamaan, dan keduanya menandakan bahwa teknik - teknik tangan dan kaki tersebut dipakai dalam Taekwondo sekarang ini.
d. Taekkyon dari Koguryo ke Shilla
Seni bela diri Taekkyon yang populer di Koguryo, ternyata tertulis juga di Shilla, dibuktikan dengan : i. "Hwarang " (Sonrang) di Shilla mempunyai arti kata yang sama dengan "Sonbae" di Koguryo jika ditinjau dari sudut etymology. ii. Keduanya memiliki sistem organisasi dan hirarki yang sama. iii. Menurut catatan sejarah, Sonbae di Koguryo digunakan dalam kompetisi Taekkyon saat perayaan nasional, hwarang di Shilla juga memainkan Taekkyon (Subak,dokkyoni, atau taekkoni) dalam perayaan seperti "palkwanhoe" dan "hankawi", hal ini menunjukkan perkembangan secara sistematis teknik beladiri kuno ke Taekkyon / Sonbae yang menjadi dasar seni beladiri di Korea sekitar 200 tahun sesudah masehi. Mulai abad ke 4 sesudah masehi seni beladiri ini makin memasyarakat dan berkembang melalui sekolah / perguruan seni beladiri dengan berbagai kelompok teknik tangan kosong dan kaki.
2. Masa Pertengahan
Pada Dinasti Koryo (918 sampai 1392 Masehi) yang mana penyatuan Semenanjung Korea setelah Shilla, Taekkyon berkembang sangat sistematis dan merupakan mata ujian penting untuk seleksi ketentaraan. Teknik Taekkyon tumbuh menjadi senjata yang efektif untuk membunuh. Pada permulaan Dinasti Koryo, kemampuan beladiri menjadi kualifikasi untuk merekrut personel ketentaraan sebab kerajaan membutuhkan kemampuan pertahanan yang kuat setelah penaklukan seluruh semenanjung Korea. Kemampuan dalam beladiri Taekkyon sangat menentukan pangkat seseorang dalam ketentaraan. Raja - raja pada dinasti Koryo sangat tertarik pada kontes Taekkyon yang disebut "Subakhui", yang populer juga dimasyarakat dan dijadikan ajang perekrutan tentara. Namun pada akhir pemerintahan Dinasti Koryo ketika penggunaan senjata api mulai dikenal, membuat dukungan terhadap kemajuan beladiri berkurang jauh.
3. Masa Modern
Pada masa modern Korea, saat Dinasti Chosun (Yi) pada tahun 1392 sampai 1910, Kerajaan Korea dan Jaman penjajahan Jepang sampai tahun 1945, Subakhui dan Taekkyon, sebutan Taekwondo pada saat itu mengalami kemunduran dan tidak mendapat dukungan dari pemerintah yang memodernisasi tentaranya dengan senjata api. Dinasti Yi yang didirikan dalam ideologi Konfusius, lebih mementingkan kegiatan kebudayaan daripada seni beladiri. Kemudian, saat raja Jungjo setelah invasi oleh Jepang pada tahun 1952, pemerintah kerajaan membangun kembali pertahanan yang kuat dengan memperkuat latihan ketentaraan dan praktek seni beladiri. Seputar periode ini, terbit sebuah buku tentang ilustrasi seni bela diri yang diber judul Muyedobo - Tonji, yang memuat gambar - gambar dan ilustrasi yang mirip / menyerupai bentuk / sikap (Poomse) dan Gerakan Dasar (Basic Movement) Taekwondo sekarang, namun tentunya hal ini tak dapat diperbandingkan begitu saja dengan Taekwondo saat ini yang telah dimodernisasi dengan penelitian yang berdasarkan ilmu pengetahuan modern (Scientific Studies). Akan tetapi, saat penjajahan Jepang semua kesenian rakyat dilarang termasuk Taekkyon, untuk menekan rakyat Korea. Seni beladiri Taekkyon hanya diajarkan secara sembunyi oleh para master beladiri sampai masa kemerdekaan pada tahun 1945.
4. Masa Sekarang
Seiring dengan kemerdekaan Korea dari penjajahan Jepang, konsep baru tentang kebudayaan dan tradisi mulai bangkit. Banyak para ahli seni beladiri mendirikan sekolah / perguruan beladiri . Dengan meningkatnya populasi dan hubungan kerjasama yang baik antar perguruan beladiri, akhirnya diputuskan menyatukan berbagai nama seni beladiri mereka dengan sebutan : Tae Kwon Do, pada tahun 1954. Pada 16 September 1961 sempat berubah menjadi Taesoodo namun kembali menjadi Taekwondo dengan organisasi nasionalnya bernama Korea Taekwondo Association (KTA) pada tanggal 5 Agustus 1965, dan menjadi anggota Korean Sport Council. Pada era tahun 1965 sampai 1970 an, KTA banyak menyelenggarakan berbagai acara pertandingan dan demonstrasi untuk berbagai kalangan pada skala nasional. Taekwondo berkembang dan menyebar dipelbagai kalangan, hingga diakui sebagai disiplin / program resmi oleh Pertahanan Nasional Korea, menjadi olahraga wajib bagi tentara dan polisi. Tentara Korea yang berpartisipasi dalam perang Vietnam dibekali keahlian Taekwondo, pada saat itulah Taekwondo mendapatkan perhatian besar dari dunia. Nilai lebih ini menjadikan Taekwondo dinyatakan sebagai olahraga nasional Korea. Pada tahun 1972, Kukkiwon didirikan, sebagai markas besar Taekwondo, hal ini menjadi penting bagi pengembangan Taekwondo keseluruh dunia. Kejuaran dunia Taekwondo yang pertama diadakan pada tahun 1973 di Kuk Ki Won,Seoul,Korea Selatan, sampai saat ini kejuaraan dunia rutin dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Disamping itu, untuk meningkatkan kualitas Instruktur Taekwondo diseluruh dunia, Kukkiwon membuka Taekwondo Academy, yang mulai tahun 1998 telah membuka Program pelatihannya bagi Instruktur Taekwondo dari seluruh dunia. Kuk Ki Won, sebagai markas besar Taekwondo Dunia, disinilah pusat penelitian dan pengembangan Taekwondo, Pelatihan para Instruktur, sekretariat promosi ujian tingkat internasional. Pada 28 Mei 1973, The World Taekwondo Federation (WTF) didirikan, dan sekarang telah mempunyai 156 negara anggota dan Taekwondo telah dipraktekan oleh lebih dari 50 juta orang diseluruh penjuru dunia, dan angka ini masih terus bertambah seiring perkembangan Taekwondo yang makin maju dan populer. Taekwondo telah dipertandingkan diberbagai pertandingan multi even diseluruh dunia, dan Taekwondo telah dipertandingkan sebagai ekshibisi pada Olympic Games 1988 Seoul dan telah dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi di Olympic Games 2000, Sydney.
5. Sejarah Singkat Taekwondo Indonesia
Pada awalnya berkembang Taekwondo di Indonesia pada tahuan 70 an,masuk dan berkembang terlebih dahulu adalah Taekwondo yang beralifikasi ke ITF (International taekwondo federation) yang waktu itu bermarkas di Tronto kanada dan aliran ini dipimpin dan dipelopori ileh Gen.Choi Hong Hi, kemudian berkembang juga aliran taekwondo aliran yang beralifikasi WTF (World Taekwondo Federation) yang berpusat di Kukkiwon Seoul Korea Selatan dan dipimpin oleh Dr.Un yong Kim. Di Indonesia kedua aliran ini yang masing-masing mempunyai organisasi ditingkat nasional yaitu persatuan Taekwondo Indonesia (PTI) yang beralifikasi ke ITF dipimpin oleh letjen.Leo Lopolisa dan Federasi Taekwondo Indoonesia (FTI) yang beralifikasi ke WTF dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri. Atas kesepakatan bersama dan melihat prospek perkembangan di dunia olahraga International dan Nasional, maka Munas taekwondo yang pertama di Indonesia tanggal 28 Maret 1981 menghasilkan organisasi taekwondo baru yang disebut Taekwondo Indonesia yang merupakan peleburan kedua organisasi sebelumnya dan dipimpin oleh Leo Lopolisa sebagai Ketua Umumnya, sedangkan organisasi ditingkat pusatnya (Jakarta) disebut PBTI (Pengurus Besar Taekwondo Indonesia). Munas Taekwondo Indonesia I pada tanggal 17-18 September 1984 menepatkan Letjen Sarwo Edhie Wibowo sebagai Ketua umum Taekwondo Indonesia periode 1984-1988, maka era baru Taekwondo indonesia yang bersatudan kuat dimulai.Selanjutnya Taekwondo Indonesia sempat dipimpin oleh Soeweno, Harsudiyono Hartas, dan sekarang oleh Mayen (mar) Suharto.
Kini Taekwondo Indonesia telah berkembang di 27 propinsi dan diikuti aktif oleh hampir 300.000 anggota,hal ini belum yang yang tidak aktif lagi berlatih,serta telah dipertandingkan resmi di arena PON.
6. Sejarah Singkat Taekwondo DIY
Taekwondo (PTI) berkembang di DIY sejak awal tahun 80-an,dan dipimpin oleh GBPH Prabukusumo (sampai saat ini), yang dahulu masih dikenal sebagai BRM Harumanto, dan pada perkembangannya sempat terbentuk pula Taekwondo (FTI), yang sempat menimbulkan konflik, namun dengan bersatunya Taekwondo di tingkat Nasional maka bersatu pula taekwondo Indonesia di DIY.Prestasi DIY sebagai juara umum Nasional di masa awal 80 an (PTI) yang membanggakan akhirnya sempat menurun setelah penyatuan dan mulai nampak kembali berkiprah diakhir tahun 1992 sampai sekarang DIY termasuk Provinsi yang cukup diperhitungkan ditingkat Nasional diberbagai arena baik kejuaraan nasional maupun PON. Saat ini Taekwondo dIY telah berkembang di 5 Dati II,dan memiliki anggota aktif lebih dari 3000 orang yang tersebar di Dojang-Dojang yang kurang lebih berjumlah 100 an.





Etiket Saat Berlatih Ditempat Latihan (Dojang):
1. Bila mana anda memasuki Do Jang, berikan hormat kepada :
a. Lambang Taekwondo Indonesia/Do Jang tempat berlatih
b. Instruktur/pelatih
c. Senior/sesame Taekwondoin
d. Saat meninggalkan Do Jang
2. Bilamana anda hendak berlatih, masuklah Do Jang dan duduk/bersikaplah dengan sopan sampai pelatih dating. Jangan meninggalkan Do Jang tanpa seijin pelatih.
3. Jangan mengenakan sepatu, merokok, mengunyah permen karet, tertawa keras, dan berkata-kata kotor dalam Do Jang.
4. Pada saat berlatih, kenakanlah Do Bok yang bersih dan janganlah mengenakan perhiasan seperti : arloji, kalung, gelang dan cincin.
5. Bilamana mau bermaksud menemui pelatih, hormatlah terlebih dahulu kemudian sampaikanlah maksud anda dengan sopan dan berikan hormat setelah keperluan anda selesai.
6. Bilamana anda menemui kesulitan didalam berlatih dan anda memerlukan bimbingan dari pelatih, sampaikanlah kesulitan anda dengan sopan, sederhana dan jelas. Jangan menyuruh pelatih anda untuk mendemontrasikan atau melakukan sesuatu hal, tetapi cukup jelaskan bahwa anda tidak mengerti akan sesuatu hal dan percayakanlah pelatih anda akan memberikan bimbingan yang baik dan benar.
7. Seluruh Taekwondoin harus patuh dan hormat kepada pelatih. Taekwondoin senior harus memberikan contoh yang baik kepada Taekwondoin yang lebihjunior.
8. Jangan mendemontrasikan atau mengajarkan Taekwondo di liar Do Jang tanpa sepengetahuan atau seijin pelatih anda. Janganlah mencemarkan nama baik Taekwondo, Pengurus, Pelatih dan Alma Mater dimana anda berlatih Taekwondo.
9. Untuk mengikuti kejuaraan ataupun aktivitas Taekwondo maupun seni beladiri lain, anda harus mendapat ijin dari pelatih.

Filosofi Sabuk pada Tae Kwon Do
1. Putih melambangkan kesucian, awal/dasar dari semua warna, permulaan.
2. Kuning melambangkan bumi, disinilah mulai ditanamkan dasar-dasar Taekwondo dengan kuat. (mempelajari jurus dasar (taeguk) 1). Sebelum naik sabuk hijau biasanya naik ke sabuk kuning strip hijau terlebih dulu.
3. Hijau melambangkan hijaunya pepohonan, pada saat inilah dasar Taekwondo mulai ditumbuhkembangkan.(mempelajari taeguk 2 dan 3). Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau strip biru terlebih dulu.
4. Biru melambangkan birunya langit yang menyelimuti bumi dan seisinya, memberi arti bahwa kita harus mulai mengetahui apa yang telah kita pelajari. (mempelajari taeguk 4 dan 5). Sebelum naik sabuk merah biasanya naik ke sabuk biru strip merah terlebih dulu.
5. Merah melambangkan matahari artinya bahwa kita mulai menjadi pedoman bagi orang lain dan mengingatkan harus dapat mengontrol setiap sikap dan tindakan kita. (mempelajari taeguk 6, 7 dan 8). Sebelum naik sabuk hitam, biasanya naik ke sabuk merah strip satu dan merah strip dua dahulu.
6. Hitam melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan penguasaan diri kita dari takut dan kegelapan. Hitam memiliki tahapan dari Dan 1 hingga Dan 10.

JANJI TAEKWONDO INDONESIA
Kami Taekwondo Indonesia Berjanji :
1. Menjunjung tinggi nama Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Mantaati Azas-Azas Taekwondo Indonesia.
3. Menghormati Pengurus,Pelatih dan sesama Taekwondoin dalam mengembangkan Taekwondo Indonesia.
4. Selalu berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam menjaga nama baik Taekwondo Indonesia.
5. Menjadi Pembela Keadilan dan Kebenaran.

Dasar-dasar Taekwondo
Dasar-dasar Taekwondo terdiri dari lima komponen dasar, yaitu:
1. Bagian tubuh yang menjadi sasaran (Keup So):
a. A RAE (sasaran bagian bawah tubuh)
b. MOMTONG (sasaran tengah/ulu hati)
c. OL GUL (sasaran bagian atas/kepala/muka)

2. Bagian tubuh yang digunakan untu menyerang dan bertahan :
a. JOOMOEK (kepalan)
b. SONNAL (pisau tangan)
c. PALMOK (lengan)
d. BAL (kaki)
e. PAL GUP (siku)
f. AP CHUK (telapak kaki bag depan)
g. BAL NAL (pisau kaki)

3. Sikap kuda-kuda (Seogi)
a. MOA SOEGI (sikap rapat)
b. NARAN HI SEOGI (sikap sejajar)
c. AP SOGIE (kuda-kuda langkah pendek)
d. AP KOOBI SOGIE (kuda-kuda langkah panjang)
e. JOOCHOM SOGIE (kuda-kuda sikap duduk)
f. DWI KOOBI SOGIE (kuda-kuda bentuk L)

4. Teknik bertahan/menangkis (Makki)
a. OL GUL MAKKI (tangkisan ke atas)
b. A RAE MAKKI (tangkisan ke Bawah)
c. MOMTONG MAKKI (tangkisan ke tengah)
d. MOMTONG AN MAKKI (tangkisan tengah dari luar)
e. MOMTONG BAKKAT MAKKI (tangkisan tengah ke luar)
f. SONNAL MOMTONG MAKKI (tangkisan ke tengah dengan pisau tangan)

5. Teknik serangan (Kongkyok Kisul)
a. JIEURIGI (pukulan)
1) OL GUL JIEURIGI (pukulan ke atas)
2) MOMTONG JIEURIGI (pukulan ke tengah)
3) A RAE JIEURIGI (pukulan ke bawah)
4) DO BEON JIEURIGI (2 kali pukulan)
5) YEOP JIEURIGI (pukulan ke samping)
b. CHIGI (sabetan)
1) JAEBI POOM MOK CHIGI (sabetan kearah leher sambil tangkisan ke atas
2) DEOLO CHIGI (sabetan kaki dari atas ke bawah)
3) HAN SONNAL MOK CHIGI (sabetan tunggal dengan pisau tangan)
c. Tusukan (Chireugi)
1) PYONSENKEUT SEWO CHIREUGI (tusukan kea rah uluhati)
2) KAWISONKEUT CHIREUGI (tusukan dengan ujung jari kea rah mata)\
d. Tendangan (Chagi)
1) AP CHAGI (tendangan sentak ke depan)
2) DOLYO CHAGI (tendangan melingkar/serong)
3) YEOP CHAGI (tendangan samping)
4) DWI CHAGI (tendangan samping)
5) NAERYO CHAGI (tendangan cangkul)
6) MILLYO CHAGI (tendangan sodeok depan)
7) DWI HU RYO CHAGI (tendangan kait belakang)



Terminologi Tae Kwon Do

UMUM
Sabum = Instruktur
Sabeum Nim = Instruktur Kepala
Sonbae = Senior
Hubae = Junior
Dobok = Seragam Tae Kwon Do
Ti = Sabuk Latihan
Dojang = Tempat latihan
Kyupa = Tek. Pemecahan benda keras
Hosinsul = Tek. Beladiri praktis
Kyoruki = Sparing/bertarung
Oen = Kiri
Oreon = Kanan
Menicip = pengawas taekwondo

INSTRUKSI/ABA-ABA
Jonbi = Siap
Chariot = Mempersiapkan diri
Sijak = Mulai
Kalryeo = Stop
Keysok = Lanjutkan
Keuman = Selesai
Kyoongnyeh = Hormat
Geuman = Selesai
Keysok = Lanjutkan
Dora = Balik
Ol gol = Sasaran atas
Momtong = Sasaran tengah
Arae = Sasaran bawah
Dobeon = dua kali
Sambeon = tiga kali
iljang = taeguek satu
ij ang = taeguek dua
sam jang = taeguek tiga
sah jang = taeguek empat
oh jang = taeguek enam

HITUNGAN
Hana - satu
Dool - dua
Set - tiga
Net - empat
Dasot - lima Yasot - enam
Ilkop - tujuh
Yodol – delapan
Ahop - sembilan
Yol - sepuluh



UJIAN KENAIKAN TINGKAT

Syarat-syarat
1. Memenuhi presensi minimal 75% dari jumlah latihan sesuai dengan tingkatan sabuknya dan telah dipromosikan oleh Pelatih Utama
2. Melunasi iuran sampai bulan ujian diselenggarakan
3. Melunasi biaya ujian sesuai tingkatan sabuknya
4. Menyerahkan pas photo berwarna dan memakai dobok (seragam latihan) ukuran 3x4 sesuai dengan tingkatan sabuk
5. Sanggup menyediakan perlengkapan dan atau peralatan yang sesuai dengan tingkatan saat diuji
6. Memiliki buku ujian yang disahkan oleh pengurus dojang yag bersangkutan
7. Ujian satu tahun terdapat 4 periode, dan tigabulan sekali, putih ke kuning = 3 bulan; kuning ke kuning strip = 3 bulan; kuning ke hijau = 3 bulan; hijau ke hijau strip 3 bulan; hijau strip ke biru = 3 bulan; biru ke biru strip = 3 bulan; biru strip ke merah = 6 bulan; merah ke merah strip satu = 6 bulan; merah strip satu ke merah strip dua = 6 bulan; merah strip dua ke DAN (hitam) = 6 bulan
Petunhuk Pelaksanaan
1. Mendaftarkan diri sebagai peserta ujian kepada pengurus dojang setelah memenuhi syarat-syarat ujian
2. Menyerahkan buku ujian kepada pengurus dojang
3. Memenuhi tata tertip ujian dan mengikuti ujian dengan sebaik-baiknya
4. Bagi calon peserta ujian yang tidak memenuhi syarat-syarat dan petunjuk ujian yang berlaku dapat digugurkan sebagai peserta ujian pada periode tersebut
5. Bagi peserta ujian yang telah mendaftar namun pada hari pelaksanaannya berhalangan hadir dengan alas an sakit maupun alas an lainya, maka dinyatakan GUGUR